1. Karena asset waktu yang kita miliki hanyalah saat ini. Apa yang terjadi nanti dan esok hari kita tidak tahu. Kemarin bukan lagi milik kita, ia telah berlalu dan tidak akan kembali lagi. Kebaikan dan keburukan yang kita kerjakan kemarin tidak bisa kita ulang lagi. Ia menjadi kenangan saat ini. Jika kebaikan, bersyukurlah kita, dan jika keburukan menyesallah bersama orang-orang yang menyesal. Masih beruntung jika kita bersyukur hari ini, bukan saat di mana penyesalan tidak ada artinya lagi. Esok hari juga belum menjadi milik kita, ia ada di alam gaib yang hanya Allah swt. yang tahu. Kita tidak tahu apakah esok hari masih bisa menghirup udara pagi?
Surat Izin Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
Surat Keterangan Domisili,
NPWP,
2. Karena amal kita tidak mungkin dikerjakan orang lain.
Masing-masing orang akan datang kepada Allah dengan amal perbuatan yang dikerjakannya sendiri di dunia. Keshalihan orang tua tidak bisa diandalkan anaknya.
Seorang suami tidak akan selamat dari murka Allah karena amal perbuatan istrinya. Kita boleh bangga terhadap pemimpin, orang tua, anak, guru, dan suami atau istri kita karena keshalihan mereka. Kebanggaan kita tidak bisa berbicara banyak di hadapan pengadilan Allah swt.
3. Karena kemuliaan derajat seseorang di sisi Allah swt. disebabkan oleh kesungguhannya dalam merespon seruan kebajikan dan mengamalkannya.
Orang tua akan senang jika menyuruh anaknya mengerjakan sesuatu lalu dikerjakan segera. Sebaliknya ia akan marah jika si anak menunda-nunda mengerjakannya.
Demikian pula Allah Ta’ala.
Seruan kebajikan dikumandangkan untuk segera diamalkan.
4. Karena setiap waktu ada momentnya sendiri.
Setiap waktu ada tuntutan amalnya.
Banyak sekali amal perbuatan yang sangat terkait dengan waktu.
Yang ketika waktunya berakhir, berakhir pula kesempatan untuk mengerjakannya. Seperti shalat, puasa, haji, berkurban, dan lain sebagainya.
5. Kesempatan beramal juga diberikan kepada seseorang pada waktu-waktu tertentu. Orang kaya diberi kesempatan beramal dengan kekayaannya. Orang berilmu diberi kesempatan beramal dengan ilmunya. Seorang pimpinan diberi kesempatan beramal dengan kekuasannya. Jangan sampai Allah swt. mencabut kesempatan itu dan tidak bisa lagi berbuat. Kesehatan, waktu luang, hidup, masa muda, dan kekayaan adalah kesempatan untuk beramal.
Boleh jadi infak dan sedekahnya seorang buruh sebesar 1000 rupiah, itu sama nilainya dengan infak seorang direktur sejumlah Rp. 1.000.000.000,00.
Masih ingat Kampanyenya Ustad yusuf mansyur tentang sedekah jika anda sedekah 1 maka allah akan balas 10 ..!
Saudaraku… Tidak ada waktu lagi untuk berpikir.
Saat inilah waktumu.
Segeralah beramal sesuai dengan tuntutan waktunya.
Kejarlah kebajikan sampai ke liang lahat.
Wallahu A’lam
Anda Tinggal di Bogor dan Mau menjadi seorang Donatur..?
silahkan datang ke yayasan .
PANTI ASUHAN AKBAR ALQI
Legalitas:
PANTI ASUHAN AKBAR ALQI
Daptar Anak yatim dan dhuafa
klik : http://www.pondokyatim-alqi.or.id/anak-asuh
Daptar Anak yatim dan dhuafa
klik : http://www.pondokyatim-alqi.or.id/anak-asuh
Akte Pendirian,
No : 28
Tanggal : 25 November 2008
Notaris : Fauziah Sadeli, SH
Surat Izin Dinas Sosial Kota Bogor,
No : 460/68/Nakersos
Tanggal : 12 Januari 2009
Surat Izin Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
No : 062/2270/PRKS/2009
Tanggal : 13 Januari 2009
Surat Keterangan Domisili,
No : 503/22-Cpg
Tanggal : 18 November 2008
NPWP,
No : 02.876.617.8-404.000
Tanggal : 26 November 2008