Minggu, 23 Februari 2014

Sejarah masjid kubah emas


Dahulu, orang terbelalak menyaksikan kemegahan serta keagungan Masjid Istiqlal. Dengan arsitektur bergaya eropa, masjid negara itu sungguh mempesona. Berjuta-juta ummat berkunjung ke Istiqlal. 
Tidak hanya mereka yang berasal dari dalam negeri, mereka yang 
berasal dari luar negeri pun kepincut dengan kemegahannya.


Tahun 2006, kembali ummat Islam di Tanah Air dikejutkan dengan berdirinya  Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih terkenal dengan sebutan 
Masjid Kubah Emas.  


Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri yang terletak di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok itu, menyedot ribuan jamaah. 
Tidak kalah heboh dengan pendahulunya Masjid Istiqlal.

Saat ini Majid Kubah Emas Dian Al Mahri menjadi salah satu potensi wisata menarik yang dimiliki Depok adalah. 
Bukan tanpa alasan kemewahan bangunan dan arsitektur masjid terbesar di Asia Tenggara itu seolah menjadi aset tersendiri bagi warga Depok.  
Dari kejauhan sudah terlihat kubah masjid berlapis emas.


Awalnya, Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid, pemilik masjid tidak berniat menjadikan masjid ini sebagai tempat wisata. 
Melainkan, sebagai pembangunan kawasan Islamic Center Dian Al Mahri. Pendirian Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri hanya salah satu bagian penting dari rencana besar pembangunan Islamic Center Dian Al Mahri yang terdiri atas pondok pesanteren, taman kanak-kanak, sekolah dasar (SD), sekolah menengah tingkat pertama (SLTP), dan sekolah menengah umum (SMU) serta membuat area publik dakwah dan peradaban Islam.

Kemahsyuran nama Masjid Dian Al Mahri membuat masjid dijadikan 
lokasi wisata religi. Pesona keagungannya membuat masyarakat berdatangan. 
Masjid ini selalu ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan. 
Mereka datang dengan bus-bus besar dari luar daerah. 

Misalnya, Lampung, Jawa Tengah dan Jakarta yang berbatasan langsung dengan Depok. Bahkan, dari luar negeri seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura. Untuk wisatawan asing yang datang ke Indonesia, seolah menjadi kewajiban untuk berkunjung ke Masjid Dian Al Mahri. Kawasan Islamic Center Dian AL Mahri dilengkapi pula oleh gedung serba guna, toliet dan wudhu reguler wanita, ruko, rumah tinggal pemilik Islamic, danau, dapur umum dan area parkir yang luas. Kendati demikian, area parkir kerap padat saat hari libur. 

Jumlah pengunjung bisa mencapai 40 ribu orang per hari. "Yang menjadi pemikat umat muslim berkunjung ke Masjid Kubah Emas adalah kubahnya yang berlapis emas," terang pengelola kawasan Islamic Center Dian Al Mahri, Ir H Yudi Camaro MM.

Bukan tanpa alasan masjid ini disebut sebagai kubah emas. 
Hampir seluruh bagian masjid memang dilapis emas. Tehnik pemasangannya terdiri dari tiga cara. Pertama, serbuk emas (prada) terdapat di mahkota pilar atau tiang kapital. Kedua, gold plating terdapat pada lampu gantung, railing tangga mesanin, pagar mezanin, ornamen kaligrafi kalimat tasbih pada puncak langit kubah, dan ornamen dekoratif diatas mimbar mihrab. 
Ketiga, gold mozaik solid yang terdapat pada kubah menara dan kubah utama. Tujuan awalnya, untuk membuat masjid terlihat megah dan indah. 
"Dengan begitu kita semua dapat melaksanakan kewajiban kita sebagai umat Islam dalam keindahan Islam," tandasnya.

Masjid Kubah Emas berdiri di atas lahan seluas 70 hektar, sedangkan luas masjid adalah 8.000 meter persegi. Bangunan masjid sendiri terdiri atas ruang utama, ruang mezanin, halaman dalam, selasar atas, dan ruangan fungsional lainnya. Diperkirakan masjid itu mampu menampung 15 ribu jamaah untuk melaksanakan sholat, serta 20 ribu untuk majelis taklim. Konsep umum bangunan mengikuti tipologi dengan ciri kubah, minaret, halaman dalam, dan penggunaan hiasan dekoratif. Luas halaman dalam masjid berukuran 45x57 meter. 

Enam minaret berbentuk segi enam yang menjulang keangkasa setinggi 40 meter melambangkan rukun iman. Keenam minerat dibungkus grainit abu-abu daru uruka dengan irnamen melingkar. Pada kubahnya sendiri terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. "Bangunan kubahnya mengacu pada kubah di negara Perasia dan India," .


Kaligrafi di dinding masjid bergaya tsulutsy yang dikerjakan secara khusus oleh seorang penulis kaligrafi. "Beliau juga pernah menulis mushaf di Masjid Istiqlal," kata Yudi. Mihrab atau bangunan menjorok kedalam pada dinding bagian depan masjid yang menunjukan arah kiblat terdapat empat pilar berbalut batu granit porto rose dari Afrika Selatan. 
Hiasan kaligrafi portal diatasnya yang menjadi mahkota mihrab 
terdapat hiasan kaligrafi surat Thahaa Ayat 14.

Pesona Hingga ke Luar Negeri

Keberadaan Masjid Dian Al Mahri sangat mendunia. 
Banyaknya pengunjung yang datang memberikan keberkahan tersendiri bagi warga sekitar. Selain menambah rasa kagum dan keimanan, warga sekitar mengaku mendapat rejeki dari wisatawan yang datang. 
"Terutama pada liburan sekolah dan hari libur lainnya. 
Menjelang puasa juga biasanya sangat ramai," ucap Siti, salah satu penjual souvenir.

Dirinya pernah mendapat rejeki berlimpah karena barang dagangannya diborong wisatawan asal Brunei. "Yang paling laku kaos. 
Mungkin mereka ada rasa bangga telah berkunjung ke 
Masjid Kubah Emas," akunya. 

Penuturan serupa dilontarkan Daus, tukang foto keliling di area masjid. 
Hampir seluruh pengunjung pasti berfoto dengan menggunakan jasanya. 
Harga yang ditawarkan rata-rata Rp 20.000 untuk sekali foto. 

"Walaupun mereka sudah bawa kamera sendiri tapi tetap saja ingin berfoto dengan jasa kami (tukang foto keliling) karena di hasil cetakannya ada tulisan khusus. 

Pemilik blog ini Rusli Handreas berpoto dengan istri di halaman masjid Kubah Emas dengan Kamera HP
Beda dengan hasil jepretan sendiri," tutur pria yang telah dua tahun menjadi 
tukang foto keliling di masjid ini. 

Dikatakan dia, nama besar kubah emas sampai ke Negeri Jiran, Malaysia. "Sudah terkenal banget masjid ini. Kalau ke Jakarta pasti mampir ke sini," ujarnya. 

Masjid Dian Al-Mahri Depok / Mesjid Kubah Emas yang terletak 
di Kota Depok memiliki nama asli Masjid Dian Al-Mahri. 
Masjid ini di bangun sejak tahun 2001 dan selesai pada akhir tahun 2006. 

Masjid Dian Al Mahri dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha 1427 H yang kedua kalinya pada tahun itu. 
Pembangunannya sudah berlangsung sejak tahun 1999, namun 
baru dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006. 
Setelah shalat Idul Adha, pemilik masjid langsung meresmikan masjid ini. 
Ada sekitar 5 ribu jemaah yang mengikuti prosesi peresmian masjid ini.


Dalam catatan sejarah, Masjid Kubah Emas Depok atau 
Masjid Dian Al-Mahri di bangun oleh seorang pengusaha asal Banten yaitu 
Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Dian Al-Mahri juga kerap 
dijadikan sebagai salah satu wisata keluarga atau wisata religi 
Sejarah masjid kubah emas, karena bentuk kubah-kubahnya 
yang dibuat dari emas, membuat 
orang-orang tertarik untuk mengunjunginya.

Kenapa Masjid Dian Al-Mahri disebut juga Masjid Kubah Emas
Bagaimanakah asal usul nama masjid kubah emas depok? 
untuk selengkapnya, silakan Anda simak sejarah 
singkat serta arsitektur masjid kubah emas depok berikut ini.

Spesifikasi Masjid

Bangunan masjid memiliki luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8.000 meter persegi. terdiri dari bangunan utama, mezamin, halaman dalam, selasar atas, selasar luar, ruang sepatu, dan ruang wudhu. 

Masjid mampu menampung 15 ribu jemaah shalat dan 20 ribu jemaah taklim. Masjid ini merupakan salah satu di antara masjid-masjid termegah di Asia Tenggara.

Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. 
Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. 
Seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Kubah utama bentuknya menyerupai kubah Taj Mahal. 
Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil lainnya memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter.

Relief hiasan di atas tempat imam terbuat dari emas 18 karat. 
Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.

Ruang utama masjid memiliki ukuran 45×57 meter, dapat menampung sebanyak 8.000 jamaah. Masjid ini memiliki 6 minaret berbentuk segi enam yang tingginya masing-masing 40 meter. 6 minaret ini dibalut granit abu-abu dari itali dengan ornamen yang melingkar. 
Pada puncak minaret terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat.
Kubah masjid ini mengacu kubah yang digunakan masjid-masjid Persia dan India. 
Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.


Pada langit-langit kubah terdapat lukisan langit yang warnanya dapat berubah sesuai dengan warna langit pada waktu-waktu sholat dengan menggunakan teknologi tata cahaya yang diprogram dengan komputer.


Interior masjid ini menampilkan pilar-pilar kokoh yang tinggi menjulang untuk menciptakan skala ruang yang agung. 
Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. 
Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. 
Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang dikerjakan oleh ahli dari Italia.

Kemegahan Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri

Emas pada Masjid Dian Al Mahri
Masjid ini disebut dengan Masjid Kubah Emas, sesuai namanya masjid ini memang menggunakan material emas dengan 3 teknik pemasangan: 
pertama, serbuk emas (prada) yang terpasang di mahkota/pilar, kedua gold plating yang terdapat pada lampu gantung, ralling tangga mezanin, pagar mezanin, ornament kaligrafi kalimat tasbih di pucuk langit-langit kubah dan ornament dekoratif diatas mimbar mihrab, yang ketiga gold mozaik solid yang terdapat di kubah utama dan kubah menara.

Pengurus dan pengelola masjid tidak mengungkapkan informasi mengenai total biaya pembangunan dan juga berat emas keseluruhan yang ada di kompleks masjid ini. Hanya ada informasi ketebalan emas yang melapisi kubah. 

Setiap kubah memiliki ketebalan emas 2 sampai 3 milimeter. 
Emas kubah tersebut kemudian dilapisi lagi dengan mozaik kristal.

Perlu diketahui bagi Pengunjung:

Masjid ini terbuka untuk umum, namun demikian ada beberapa bagian yang harus tetap steril seperti menara masjid. 
Meskipun dibuka untuk umum, namun Masjid Dian Al Mahri tutup pada hari Kamis, menurut pengurus masjid, hari kamis digunakan untuk keperluan persiapan ibadah shalat Jumat keesokan harinya. 

Sedangkan pada hari lainnya masjid dibuka pada pukul 10.00 pagi hingga 20.00 malam dan untuk shalat subuh hingga pukul 07.00 pagi 
(keterangan selengkapnya dapat ditanyakan pada pengurus masjid). 

Jumlah pengunjung biasanya membeludak pada hari Jumat sampai Minggu. 
Saat Shalat Jumat, minimal 5 ribu jemaah memadati masjid. 
Sementara pada hari Minggu, jumlah pengunjung biasanya mencapai 10 ribu orang. Sedangkan pada hari-hari biasa, jumlah jemaah tidak terlalu banyak.

Pengunjung bebas keluar masuk masjid, namun demikian ada beberapa aturan yang harus dipatuhi agar suasana ibadah tetap nyaman. 
Misalnya pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke lingkungan masjid. Anak di bawah usia 9 tahun juga dilarang memasuki lingkungan masjid.

Untuk masuk ke dalam masjid, diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat, sehingga kalau berkunjung kesana khususnya kaum hawa harus mengenakan jilbab. Alas kaki / sandal harus dititipkan ke bagian penitipan, dan tidak boleh ditinggal diluar. Tempat penitipan alas kaki pada jam-jam shalat menjadi sangat ramai dan penuh. Pada siang hari halaman luar lantai depan masjid sangat panas namun pengurus masjid memberikan karpet plastik untuk mengurangi panasnya lantai halaman masjid. Pengunjung dilarang menginjak rumput yang ada di taman sekitar mesjid. Bagi pengunjung yang ingin berteduh dan sekedar beristirahat, di seberang masjid ada ruang serbaguna yang disediakan. 
Biasanya para pengunjung menggelar tikar di ruang serba guna ini sambil mengagumi keindahan masjid ini.

Untuk masuk ke dalam masjid, diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat, sehingga kalau berkunjung kesana khususnya kaum hawa harus mengenakan jilbab. Alas kaki/sandal harus dititipkan ke bagian penitipan, dan tidak boleh ditinggal diluar. 

Tempat penitipan alas kaki pada jam-jam shalat menjadi sangat ramai dan penuh. Pada siang hari halaman luar lantai depan masjid sangat panas namun pengurus masjid memberikan karpet plastik untuk mengurangi panasnya lantai halaman masjid. Pengunjung dilarang menginjak rumput yang ada di taman sekitar mesjid. Bagi pengunjung yang ingin berteduh dan sekedar beristirahat, di seberang masjid ada ruang serbaguna yang disediakan. 

Biasanya para pengunjung menggelar tikar di ruang serba guna ini sambil mengagumi keindahan masjid ini.

Rute Menuju ke Masjid Kubah Emas

Jalan yang lebih mudah dan tidak berliku-liku untuk menuju ke Masjid Kubah Emas lebih baik melewati RS Fatmawati. Dari arah Jakarta masuk tol arah ke Pondok Indah dan keluar Fatmawati dan belok ke kiri, bila tidak lewat tol ikuti jalan TB Simatupang hingga belok ke kiri RS Fatmawati. Setelah itu ikuti jalan, melewati dua lampu merah hingga pasar Pondok Labu dan sampai di kampus UPN, kemudian ambil ke arah kanan. Ikuti jalan melewati Golf Pangkalan Jati sampai lampu merah dan belok ke kiri ke arah Depok. Jalan ini tinggal lurus saja terus sampai ke Cinere Mall, melewati SPBU, terus hingga sampai Masjid Dian Al-Mahri yang ada di sebelah kiri jalan. Selepas Cinere Mall, memasuki daerah Limo Maruyung kondisi jalan menuju ke lokasi agak rusak berlubang dan cukup sempit hanya 2 jalur, dan harus sedikit mengantri bila berpapasan dengan rombongan yang menggunakan bis-bis besar pariwisata. 
Jalan lain menuju masjid ini yaitu melalui jalan Sawangan Depok dan Karang Tengah Lebak Bulus yang nantinya juga akan bertemu 
dengan jalan Limo - Maruyung Raya.
Demikian Sejarah masjid kubah emas depok Semoga Masjid ini bisa berdiri kokoh dan bermamfaat bagi umat .