Kamis, 30 Oktober 2014

Kewajiban Anak berbakti kepada kedua orang tua


Kewajiban Anak berbakti kepada kedua orang tua dalam 
hal mematuhi perintah kebaikan dan nasehat dan hindari Murkanya
karena Murka Orang tua kita adalah Murkanya Allah .

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa.”
(Q.S.An Nisa’ : 36)

Salah satu bentuk taqwa kepada Allah SWT adalah kita melaksanakan hak Allah dan hak-hak hamba-Nya. Dimana hak yang terbesar diantara hamba Allah adalah hak orang tua.
Islam telah meletakkan kedua orang tua pada kedudukan yang mulia dan tinggi.
Allah SWT telah menegaskan di dalam Al Qur’an bahwa setiap muslim wajib untuk mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Kemudian disertai dengan perintah untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua.

Dan orang tua adalah pembawa berkah dalam kehidupan anaknya.
Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa keridhoan Allah SWT bersama keridhaan orang tuanya
dan kemurkaan Allah SWT bersama kemurkaan orang tua.

Yang maksudnya adalah Allah SWT akan meridhoi seseorang apabila orang tuanya meridhoinya
dan sebaliknya, Allah juga akan memurkai seseorang jika orang tuanya memurkainya.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat yang memperingatkan setiap muslim agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Dimana, hampir setiap perintah untuk menyembah Allah disertai dengan perintah untuk berbakti kepada kedua ibu bapak.
Islam mengajarkan tidak adanya jarak antara anak dan kedua orang tuanya walaupun sedikit.
Karena itu seorang anak harus senantiasa dekat dan merasa dekat dengan keduanya dalam keadaan apapun juga.
Kebaktian anak terhadap orang tua pada hakekatnya bukan untuk orang tuanya semata dan bukan untuk membalas jasa kedua ibu bapaknya, tetapi untuk anak itu sendiri. Karena mustahil bagi seorang anak untuk dapat membalas segala kebaikan orang tua sekalipun dalam bentuk apapun juga.

Rasulullah Saw pernah bersabda :
“Berbaktilah kepada orang tuamu, niscaya anak-anakmu akan berbakti kepadamu”.
(H.R. Thabrani)

Kenyataan-kenyataan hidup membuktikan bahwa apa-apa yang dilakukan seseorang terhadap
kedua orang tuannya, tak ayal dilakukan oleh anak-anaknya terhadap dirinya.

Betapa banyak seorang anak secara langsung maupun tidak langsung mencaci maki kedua orang tuanya, hingga ia
dikatakan sebagai pendurhaka kepadanya, lalu anak-anaknya mendurhakainya dan mengotori kejernihan hidupnya.

Dan betapa banyak pula seorang anak berbuat kebajikan kepada kedua orang tuanya dengan ucapan
dan perbuatan yang akibatnya anak-anaknya melakukan kebajikan dan penghormatan kepadanya.

Dalam kitab Tanbihul Ghofilin disebutkan bahwa ada sepuluh tugas yang harus dilaksanakan
oleh seorang anak kepada kedua ibu bapaknya, antara lain :

1. Memberinya makan bila dibutuhkan.
2. Memberi pelayanan yang baik, bila dibutuhkan.
3. Menyahut panggilannya jika keduannya memanggil.
4. Mentaati semua perintah keduanya, kecuali perintah maksiat.
5. Berbicara dengan sopan santun dan lemah lembut.
6. Memberinya pakaian jika keduanya membutuhkan.
7. Berjalan dibelakangnya, tidak boleh mendahuluinya.
8. Mengusahakan kerelaannya dengan sesuatu yang dia sendiri rela.
9. Menjauhkan dari padanya sesuatu yang dia sendiri pun menjauhinya.
10. Mendo’akannya agar mendapat ampunan Allah SWT.

Tugas-tugas berbakti, menyantuni dan berbuat baik kepada kedua orang tua
merupakan tugas utama sebelum tugas-tugas duniawi lainnya dilaksanakan.

Inilah ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam Al Qur’an :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. 
(Q.S. Al Isra’ : 23)

Hari ini tidak bisa kita pungkiri bahwa nilai menghormati orang tua sudah mulai luntur
dalam kehidupan masyarakat yang mengarah kepada kedurhakaan.

Sungguh perbuatan yang dzalim seorang anak yang membiarkan orang tuanya ketika sangat memerlukan cinta dan kasih sayang anaknya.
Maka tidak heran kalau hari ini telah lahir “Si Malin Kundang dan Si Dedap” dalam bentuk baru di dunia yang modern ini.

Lalu dimana kesalahannya ?
Bukankah bagaimana hebat pun dan berjayanya seorang anak, tidak akan bermakna tanpa diberkati oleh orang tuanya.

Mungkin ia terjadi karena cinta dan kasih sayang orang tua tidak mengalir dalam diri anaknya ketika mereka di alam kanak-kanak atau masa remaja atau mungkin anak yang sudah dipengaruhi oleh gaya kehidupan modern yang egoistis serba materialis, yang merasa mereka lebih hebat dibandingkan dengan orang tuanya.

Anak dan orang tua mempunyai hubungan yang tidak akan pernah terputus selama anak
senantiasa tetap mendoakan kedua orang tuannya.
Dan inilah sebenarnya harapan setiap orang tua terhadap anak-anaknya.
Doa anak kepada kedua orang tuannya sangat dianjurkan di dalam Islam, baik ketika mereka masih hidup apalagi
ketika mereka sudah kembali ke rahmatullah.

Allah SWT memperingati dalam firman-Nya :
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
(Q.S. Al Isra’ : 24)

Dan Rasulullah SAW pun juga telah mengajarkan kepada kita satu do’a yang selalu kita baca setelah melaksanakan shalat :
“Ya Allah, Ampunilah dosaku dan dosa kedua ibu bapakku dan kasihanilah mereka berdua seperti mereka mendidikkku di waktu kecil”.

Oleh karena itu amatlah wajar kita senantiasa berbakti, menyantuni dan berbuat baik serta berdo’a
kepada Allah SWT agar mereka berdua senantiasa mendapat keampunan dan rahmat Allah SWT.
Semoga kita termasuk orang yang shaleh, senantiasa berbakti kepada kedua orang tua setiap saat dan dimana saja kita berada.
Amin.

Semoga kita termasuk golongan orang orang yang berbakti kepad kedua orang tua
sehingga anak-anak kita kelak juga demikian halnya.

Wallahu A’lam.