Di Iran Banyak Yang Mengaku Imam Mahdi
Setelah Rasulullah SAW wafat pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah/ Juni 632 M, muncul sebuah pengharapan di kalangan umat Islam akan kedatangan seorang
ratu adil atau dikenal dengan Imam al-Mahdi.
Keyakinan akan datangnya seorang juru penyelamat atau
Imam Mahdi berakar kuat, baik di kalangan Sunni maupun Syiah.
Menurut Ensiklopedi Islam, Imam Mahdi adalah seorang juru selamat dia akhir zaman. Imam Mahdi diyakini sebagai seorang Muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah SWT untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.
‘’Istilah Imam Mahdi muncul dan berhubungan dengan aqidah mahdawiyyah,’’ tulis Ensiklopedi Islam. Yakni, keyakinan bahwa pada akhir zaman akan datang seorang juru selamat yang akan menyelamatkan kehidupan umat manusia di muka bumi dari ketidakadilan, kesengsaraan, dan kekejaman yang akan membawa pada kebahagian dan kedamaian.
John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford, mengungkapkan, Mahdi
(orang yang diberi petunjuk ilahiah) merujuk pada figur eskatologis yang akan hadir untuk memimpin pada masa keadilan dan keyakinan sejati menjelang tibanya hari kiamat.
‘’Asal usul kata Mahdi tak ditemukan dalam Alquran, kaum Muslim awal menggunakan gelar kehormatan itu untuk Nabi SAW dan empat khalifah pertama,’’ ujar Esposito.
Keyakinan umat Islam akan datangnya Imam Mahdi pada akhir zaman tak lepas dari keberadaan hadis Nabi SAW.
Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda, ’’Dunia akan dipimpin oleh seseorang dari keluargaku. Namanya sama dengan namaku.
Seandainya dunia ini hanya tinggal sehari saja, maka Allah akan
panjangkan hari itu, sehingga ia akan memimpinnya.’’
Rasulullah juga bersabda, ‘’Al Mahdi berasal dari keturunanku. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan pemerataan sebagaimana telah dipenuhi oleh kezaliman dan dan ketidakadilan, ia akan berkuasa selama tujuh tahun.’’
(HR At-Tirmizi).
Menurut Ensiklopedi Islam, sebagian ulama menganggap hadis mengenai kedatangan Imam Mahdi itu bersifat mutawatir, karena diriwayatkan oleh banyak pihak, sehingga dipastikan hadis itu benar-benar berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Lalu sejak kapan harapan akan munculnya harapan dan sosok yang diklaim sebagai Imam Mahdi itu muncul? Menurut Esposito begitu banyak pengklaim Imam Mahdi dalam sejarah peradaban Islam. Guru Besar Studi Islam pada Universitas Universitas Georgetown, Amerika Serikat (AS) itu mengungkapkan, istilah Imam Mahdi dikembangkan oleh kalangan Syiah untuk menjuluki Muhammad Ibnu Hanafiyah.
Putra Khalifah Ali yang mengorganisasikan sebuah revolusi pada 685 M itu sangat dihormati oleh pengikut Syiah. Muhammad Ibnu Hanafiyah, kata Esposito,dipandang sebagai ‘’orang yang mendapat petunjuk’’, tidak dianggap mati, tetapi diyakni tersembunyi.
‘’Dia diyakni memiliki pengetahuan esoteris yang diperlukan untuk membebaskan para pengkitnya dari penindasan dan untuk menegakkan masyarakat yang adil,’’ papar Esposito. Kaum Syiah juga menganggap Muhammad bin Hasan Al-Askari – Imam ke-12 – yang gaib pada tahun 878 M, dianggap sebagai Imam Mahdi.
Selama masa libur persiapan untuk memulai musim semi (Hari Raya Nairuz) dan tahun baru Iran yang dimulai tanggal 20 maret banyak yang memberitakan bahwa lebih dari 20 orang datang ke Masjid Jamkarun yang terletak dekat dengan kota Qum. Mereka mengklaim diri sebagai Imam kedus belas Syiah, Imam Mahdi al-Muntazhar.
Orang Syiah di Iran meyakini bahwa masjid tersebut akan menjadi salah satu tempat Imam Mahdi al-Muntazhar.
Koran “Ruz” Iran mengatakan bahwa aparat keamanan menahan dan memasukkan mereka ke dalam penjara. Sebagian dari mereka tetap saja seperti itu meskipun berada dalam tugas-tugas penjara, bahkan mereka menegaskan bahwa dialah al-mahdi al-mau’ud, yang dijanjikan. Namun sebagian yang lain mengaku bahwa ia mempunyai hubungan dengan pihak-pihak yang memusuhi agama dari negara luar.
Dan sepertiga sisanya tetap dipenjara, mereka membuat berbagai macam pelanggaran dan mereka muncul untuk menipu orang dan mencari perhatian saja.
Situs Qum Farda (Qum al-Ghad) adalah yang pertama kali menyebarkan berita ini dari sumber-sumber berita di kota Qum, kota agama di Iran. “Pada penghujung perayaan Nairuz kelompok-kelompok sesat berusaha merapat ke Masjid Jamkaran al-Muqaddas, melakukan kejahatan terhadap Mahdawiyah dan Imam Mahdi, tapi Alhamdulillah mereka tidak bisa melakukan apapun.
Sebagian “Imam-imam Mahdi” palsu itu mencoba memprovokasi kelompok mereka di Masjid Jamkaran al-Muqaddas, menanamkan berbagai syubhat tentang Mahdawiyah dan membuat buruk citra Imam Mahdi al-Muntazhar. Namun Alhamdulillah, mereka sudah ditangkap oleh aparat keamanan di Masjid al-Muqaddas.”
Situs tersebut menambahkan, “Akhir-akhir ini banyak kelompok sesat yang bermunculan di berbagai kota di Iran ini. Sebagian dari mereka berasal dari markaz-markaz sihir, mereka mengaku mempunyai hubungan dengan Imam mahdi. Mereka berusaha menarik simpati manusia untuk bisa sampai pada tujuan mereka yang tidak bagus.”
Sebagaimana yang telah diumumkan pada musim lalu bahwa salah seorang dari sekte-sekte yang baru muncul itu mengaku sebagai Imam Mahdi, ia bernama Ghaffari, laporan mengatakan bahwa ada 3000 orang yang mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi telah ditahan di penjara-penjara Iran”
Berita tersebut menyebutkan bahwa aparat keamanan Iran mengeksekusi sebagian dari mereka pada tahun-tahun yang lalu, yang paling populer dari mereka bernama Ali Ridha Beighan, dimana dia mengklaim bahwa dirinya sebagai Imam Mahdi dan muncul di kota Qum, melaksanakan shalat mengarah ke Masjid Jamkaran di Qum sebagai ganti dari Ka’bah yang berada di Makkah al-Muakkaramah.
Beighan membuat satu situs yang dinamakan “Al-Munajji, sang penyelamat”, mencetak dan menyebarkan buku yang berjudul, “Al-Qa’im” setebal 673 halaman. Hanya saja dia ditangkap setelah menyebarkan buku tersebut. Beberapa ulama marja’ taqlid berfatwa tentang kemurtadannya dari agama dan mereka menyebutnya sebagai perusak di muka bumi. Aparat keamanan mengeksekusi Ali Ridha Beighan pada tahun 2008.
Berbagai Koran di Iran pada waktu itu menurunkan berita tentang fenomena bermunculannya Imam Mahdi di tengah-tengah masyarakat Iran, sebagiannya menulis, “Pada tahun-tahun terakhir ini dengan bentuk yang sangat rumit dan membingungkan sejumlah penipu mengklaim diri sebagai Imam dan memiliki hubungan dengan Imam Mahdi, begitu juga semakin banyak manusia awam dan yang sedikit ilmunya membuat khurafat-khurafat.”
Demikian juga seorang yang dikenal dengan Sayyid Ali Ghurabat telah dieksekusi. Orang ini berasal dari arab Ahwaz dimana pada beberapa tahun sebelum ini dia mengklaim sebagai Imam Mahdi al-Muntazhar. Eksekusinya dilaksanakan pada januari tahun 2011.
Pada tahun 2006 seorang yang bernama Sayyidah Faridah, K, dieksekusi mati karena dia mengaku sebagai istri dari Imam Mahdi al-Muntazhar. Sebelum dieksekusi dakwahnya berada dimana-mana. Khutbah-khutbahnya telah tersebar di situs-situs Iran.
Koran Ruz pada januari 2008 menurunkan berita tentang “Seorang yang disebut “ ع, ق ” membawa dua anak perempuannya beserta dua besannya ke gedung istana presiden negara di Jl. Pastur di Teheran dengan tujuan ingin bertemu dengan presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad, dan menegaskan bahwa dialah Imam Mahdi.”
Orang ini datang dari kota Urumiyyah yang terletak di bagian barat daya Iran pergi ke Teheran dan berkata kepada penanggungjawab gedung istana, “Saya datang untuk mengingatkan Ahmadinejad beberapa perkara, dan sampaikanlah jika dia ingin bertemu dengan imamnya yang ditunggu-tunggu, maka sayalah imamnya, saya mendatanginya”, setelah itu tidak diketahui lagi kemana perginya orang itu.
Pada tahun 2010, dua orang dari tempat yang berbeda dari kota Samnan di bagian utara Iran mengaku bahwa mereka berdua adalah Imam Mahdi, namun polisi segera mengeksekusi mati mereka berdua.
Belum lagi masalah Imam Mahdi yang merupakan Imam kedua belas dan Imam terakhir Syiah Itsna Asyariyah ini selesai, dua orang di kota Qum pada beberapa tahun sebelum ini mengklaim diri mereka berdua sebagai Imam ketiga belas dan Imam keempat belas Syiah, mereka juga punya pengikut.
Diperkirakan bahwa fenomena Imam Mahdi dan munculnya orang-orang yang mengklaim sebagai Imam tidak terbatas pada Masjid Jamkaran di kota Qum bahkan masuk ke dalam wilayah politik di negara ini (Iran). Kami sebutkan ini sebagai kondisi terakhir (tentang berbagai fenomena munculnya Imam Mahdi), pada waktu-waktu sebelum itu, presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad, bertemu dengan enam duta besar Iran dari berbagai negara, beliau menegaskan kepada mereka bahwa mereka dinamakan, “Duta Besar Imam Mahdi” di enam negara itu.
Ahmadinejad menganggap dirinya sangat dekat dan memperhatikan masalah seputar Imam Mahdi al-Muntazhar dimana beliau menegaskan pada khutbah terkait wafatnya presiden Venezuela, Hugo Chavez pada awal maret yang lalu bahwa Chavez akan dibangkitkan dan akan kembali ke dunia untuk kali kedua ditemani oleh al-Masih dan Imam Mahdi. Pernyataan-pernyataannya ini membuat Hauzah Diniyah di Qum marah.
Namun presiden Iran tersebut tidak peduli dengan itu karena sejak terpilihnya pada tahun 2005 ia telah banyak mendengar dari para pendukungnya dan sebagian ulama bahwa pemerintahannya adalah “pemerintahan Imam Mahdi.”
Silahkan Baca Juga artikel di bawah ini :