Konferensi ke-21 Dewan Akademi Fikih Islam Internasional (IIFA) mendesak dunia internasional untuk menghentikan pertumpahan darah Muslim atas nama sektarianisme dan mendorong adanya toleransi antar mazhab.
Di samping itu, Rektor Islamic University of Imam Muhammad ibn Saud Suleiman bin Abdullah Abalkhail, menekankan perlunya untuk menjauhkan diri dari ekstremisme dan mempromosikan moderasi berdasarkan rekomendasi dari KTT Islam ke-3 di Makkah pada tahun 2005.
Acara lima hari yang dimulai Senin lalu itu menghadirkan ulama terkemuka dunia Islam dan disponsori Penjaga Dua Masjid Suci Raja Abdullah.
"Pada tema dialog antara para pengikut mazhab Islam yang berbeda, IIFA mengambil sejumlah keputusan dan merekomendasikan penekanan pada pentingnya menghormati 'sumber keimanan' dan para sahabat dan semua pengikut sekte Islam yang berbeda," kata resolusi.
Diserukan juga agar para pengikut Islam untuk tidak
memfitnah istri-istri Nabi SAW.
Konferensi menekankan perlunya untuk menghindari sikap menyinggung
mazhab lain melalui media massa.
Hal ini disebut untuk mendorong adanya dialog antara
para pengikut mazhab Islam yang berbeda dan untuk membasmi
hambatan yang mencegah persatuan Muslim dengan
menekankan nilai-nilai kebersamaan.
Peserta dalam pertemuan tersebut memutuskan untuk menunda
membahas topik "jihad" dalam konteks perselisihan sektarian setelah mempelajari dan mendengarkan penelitian yang disajikan mengenai tema itu.