“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat :
sujudlah kamu kepada Adam! Maka sujudlah mereka kecuali iblis, dia enggan dan takabur dan adalah dia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
(QS 2:34)
Dalam Firman allah di atas Allah menyeru kepada seluruh malaikat jadi sebenarnya Iblis itu adalah mahluk ciptaan allah sejenis malaikat dan malaikat yang membangkang ini bernama Iblis ...!!!
Pada ayat di atas, penafsirannya, malaikat yang membangkang
dari sujud kepada Adam itulah yang disebut iblis.
Karena pada ayat di atas, diterangkan bahwa Allah memerintahkan hanya kepada para malaikat, namun mengapa iblis sebagai yang enggan?
Hal ini menunjukkan, bahwa iblis adalah bagian dari ras malaikat (para aparat Allah).
Jadi, keberadaan iblis adalah setelah adanya Adam.
Sebab sebelum adanya Adam, mereka, para malaikat adalah makhluk Allah yang paling patuh dan selalu mensucikan nama-Nya
(seperti yang disebutkan penggalan ayat 30 surah al Baqarah “..... Mereka (para malaikat) berkata, mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang membuat kerusakan padanya dan saling menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman, sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”).
Dan semenjak itulah akhirnya iblis berprofesi sebagai penghasut setiap diri kemanusiaan kepada jalan yang sesat.
Dari penafsiran ayat tersebut, maka timbullah pemahaman, bahwa tidak patuh-nya iblis terhadap perintah Tuhannya adalah refleksi dari sifat ketidak patuhan kemanusiaan terhadap perintah Tuhannya untuk selalu berada di dalam jalan lurus-Nya.
Dari penafsiran ayat tersebut, maka timbullah pemahaman, bahwa tidak patuh-nya iblis terhadap perintah Tuhannya adalah refleksi dari sifat ketidak patuhan kemanusiaan terhadap perintah Tuhannya untuk selalu berada di dalam jalan lurus-Nya.
Sekalipun iblis menjadi yang tidak patuh terhadap Tuhannya, tetapi Allah sebagai Yang Maha Kuasa pun menghendaki hal tersebut terjadi.
Sebab Dia mengetahui apa yang makhluk-Nya tidak ketahui, sebab dengan begitu Allah ingin membuktikan bahwa Dia telah menciptakan segala sesuatu, termasuk kemanusiaan sebagai ciptaan-Nya yang amat sempurna.
Jadi sebenarnya, iblis adalah malaikat juga, dia akan tunduk patuh dan menjadi cahaya penerang atau petunjuk bagi jiwa, dan dapat pula membangkang menjadi api yang panas membakar hati, serta bujuk rayunya kepada api neraka yang menghinakan.
Jadi sebenarnya, iblis adalah malaikat juga, dia akan tunduk patuh dan menjadi cahaya penerang atau petunjuk bagi jiwa, dan dapat pula membangkang menjadi api yang panas membakar hati, serta bujuk rayunya kepada api neraka yang menghinakan.
Iblis seperti berada dan terbawa dalam aliran darah, mendorong hawa nafsu amarah maupun hawa nafsu keburukan lainnya, maka tensi darah pun melonjak naik, jantung berdetak cepat, maka hal tersebut akan mempengaruhi organ tubuh lainnya tanpa terkendali oleh yang secara halus Maha Mengendalikan dalam Pemeliharaan-Nya, akibat dari jiwa yang menjauhi cahaya-Nya. Maka ingatkan-lah terus jiwa dengan selalu menyebut nama-Nya (dzikr), agar hati menjadi damai, tenang dan tentram.
Bila dicermati dan dipahami secara mendalam, dengan hati bersih dan netral dalam berfikir, sesungguhnya diri-nya sendirilah yang sebenarnya mewujudkan iblis itu hadir, yaitu hadir dengan sifat pembangkangan dan kesombongannya yang hendak menjerumuskan diri-nya kepada kehinaan`.
Bila dicermati dan dipahami secara mendalam, dengan hati bersih dan netral dalam berfikir, sesungguhnya diri-nya sendirilah yang sebenarnya mewujudkan iblis itu hadir, yaitu hadir dengan sifat pembangkangan dan kesombongannya yang hendak menjerumuskan diri-nya kepada kehinaan`.
Hadir semakin kuat mencengkeram jiwa kita selalu dalam pengaruhnya.
Bila dirinya tak hendak menundukkan hawa nafsunya, maka iblis-nya pun akan terus tetap menjadi malaikat pembangkang sebagai yang akan terus selalu menyesatkan jiwa-nya.
Maka menyelamatkan diri (jiwa) kita dari bujukan sesat iblis, ternyata juga adalah menyelamatkan iblis untuk kembali kepada wujud semulanya, yaitu malaikat yang tunduk patuh kepada Tuhannya.
Maka menyelamatkan diri (jiwa) kita dari bujukan sesat iblis, ternyata juga adalah menyelamatkan iblis untuk kembali kepada wujud semulanya, yaitu malaikat yang tunduk patuh kepada Tuhannya.